NO DAYS WITHOUT LEARNING EVERYTHING AROUND US

Sabtu, 03 Desember 2011

“Gila” Teknologi, Mencari Manfaat atau Mengejar Gengsi?

Pernyataan seperti ini kelihatannya sangat tendensius, seolah-olah mencibir mereka yang hobinya membeli teknologi terkini.  Katakanlah gadget atau gawai yang kadang  juga disebut gizmos. Bagi penggemar gadget, bukan saja selalu mencari pekembangan terkini namun sering dibarengi dengan sifat konsumtif yang berlebihan. Baru saja membeli Apple iPhone 2g udah bosen pengen iPhone 3g, ehh baru juga tukar tambah iPhone 3g  udah nanya-nanya soal Iphone 3 GS bahkan 4. Bingung saya, ini hobi atau apa namanya hehe.
Pengalaman ini sebenarnya ada pada anak-anak kita, yang kadang merengek untuk dibelikan teknologi terkini. Bagi yang punya duit lebih dan suka memanjakan anak, mungkin merasa ga masalah. Namun bagaimana dengan orang tua lain, ada yang rela kredit sana-sini hanya untuk memenuhi keinginan anak. Kalo sudah begini saya bilang sudah salah kaprah. Walau memang masing-masing orang tua memiliki hak masing-masing tetapi cara seperti ini kurang tepat.
Seorang Profesor yang dekat dengan saya, pak DS namanya, Kebetulan adalah pecinta gadget dan saya sering menjulukinya “gila” teknologi. Kami berdua biasanya kerja lembur hingga larut malam atau sekedar berdiskusi. Di ruang kerja yang luasnya kira-kira 10 x 6 m selain terdapat 4 PC, dan 6 buah laptop/notebook/MacBook  yang terbuka diatas meja yang mengelilingi sebagian tembok ruangan. Belum lagi diatas meja kerjanya yang cukup besar, 2 buah ipad dan 1 MacBook kesayanganya.  Di ujung ruangan terdapat Plasma TV ukuran  besar yang terhubung dengan VAIO Home Theater PC yang dilengkapi dengan WiFi dan Blu-ray player. Fasilitas ini selain   digunakan  untuk hiburan (home theater ),  juga digunaakn untuk presentasi dan video conference.
Semua perangkat teknologi yang dimiliki Prof. DS  tersebut, terhubung dengan jaringan local maupun internet.  Itu baru yang terlihat, yang ga terlihat (disimpan) masih banyak lagi. Untuk jenis ponsel saja, saya ga bisa lukisakan dengan kata-kata, terlalu banyak jenis yang dimilikinya. Banyak teman yang masuk ruangan kerja ini, membayangkan seperti masuk ke sebuah showroom komputer.  Jangan ditanya darimana beliau mendapatkan semuanya, sangat bisa dimaklumi karena dosen kawakan ini adalah dosen yang cukup punya nama untuk wilayah Asia. Jadi bagi saya, hobi beliau sejalan dengan kebutuhan beliau untuk terhubung dengan berbagai orang/client dari berbagai belahan dunia.  Secara kemampuan dan tujuan penggunaan dapat saya pahami, hanya saja kalo mau dipikir agak “berlebihan”  karna terlalu banyak hahaha, maaf prof.
Berbeda dengan pak DS. Seorang kenalan saya, presiden direktur perusahaan terbuka (TBK) yang begerak di bidang  pertambangan.  Sebut saja beliau pak CH. Walupun bergelimpangan harta, ponsel yang dimilikinya Nokia seri N72 atau N73, saya lupa pastinya. Sedangkan laptop yang dimilikinya hanya sebuah laptop “butut” kesayangan dengan teknologi AMD Processors. Dalam perjalanan bersama ke Singapura, pak DS sempat mengejek pak CH  menggunakan HP “pembokat”, mendengarnya saya tertawa. Dengan santainya pak CH, hanya menjawab, biar ga gila teknologi ia bisa menghasilkan uang kapan saja yang dia mau. Saya maklum sahamnya ada dimana-mana. Nah untuk ukuran pak CH ini, dia menyadari benar keterbatasannya menggunakan perangkat teknologi. Mungkin karena memiliki banyak asisten dan karyawan berkelas, dia ga perlu bersusah payah untuk meminta data apapun yang ia inginkan. Tapi bagaimana dengan gengsi ? Pak CH ini ga peduli, gayanya yang sederhana dan bersahaja ia ga keberatan untuk menenteng laptop “butut”-nya atau ga malu-malu berbicara di depan umum dengan HP yang dijuluki “pembokat” oleh pak DS tadi.
Berbeda lagi ceritanya, ketika saya bertugas sebagai konsultan salah satu pemda. Pada saat mengevaluasi rencana anggaran daerah, saya sempat bertanya mengenai anggaran pengadaan perangkat teknologi, khususnya PC yang selalu ada setiap tahun. Dengan enteng kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) mengatakan bahwa memang setiap tahun diadakan peremajaan perangkat teknologi. Saya cukup tercengang, apalagi melihat data pengadaan bukan untuk dinas atau kantor yang berurusan dengan hal teknis. Untuk pengolahan administrasi saja perlu pengadaan baru. Bahkan untuk “tukang ketik” yang hanya mengeluarkan surat-surat dinas, ngotot untuk PC miliknya diganti dengan PC baru dengan teknologi terkini.
Lha, wong keluarannya cuman surat, dikasih jenis apapun ya keluarnya juga surat. Memangnya buat apa ? Setelah diintip kesehariannya, ternyata diinstalin game untuk mengisi waktu kosong. Kalo ditanya, jawabanya pun enteng, “dari pada kelayapan bolos keluar kantor, mendingan maen game pak !” Bukan maen tingkah pola pegawai negeri ini. Pantas saja uang rakyat terkuras habis cuman untuk pengadaan yang ga tepat guna, yang dibeli bukan manfaatnya namun sekedar “gaya” atau gengsi semata. “Malu pak, komputer dinas lain canggih-canggih.!” Katanya. Hadeh.. Tepok jidat.
Saya ga tau anda mirip yang mana ? Jangan-jangan punya PC atau Laptop canggih, bisanya cuman MS Word, atau ujung-ujungnya cuman Facebook, internet ria atau game. Ups… itu hak anda masing-masing. Uang yang digunakan adalah uang anda. Bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin meyoroti kebiasaan konsumtif  dalam pemenuhan teknologi  terkadang  hanya untuk memenuhi “gaya hidup” atau sekedar gengsi. Seolah-olah tanpa memiliki terknologi terkini, kita dianggap bukan manusia modern dan ketinggalan jaman. Lebih repot lagi, kalo sampai ada yang mengukurnya sebagai perbedaan kelas sosial.
Bagi anda yang sekarang sedang merenung untuk memiliki teknologi terbaru, pertimbangkan masak-masak. Teknologi ga dapat mengangkat harkat dan martabat anda. Perangkat teknologi tak lebih hanya sebuah alat yang digunakan untuk memudahkan kita bekerja atau berkomunikasi. Ga perlu yang muluk-muluk. Kalo perangkat yang sekarang sudah dapat membantu anda secara maksimal, pertahankan untuk beberapa tahun lagi. Alokasikan recana pengeluaran untuk keperluan yang lebih penting atau menabunglah.  Namun bagi anda yang sudah memutuskan untuk membeli, pergunakan semaksimal mungkin untuk menghasilkan nilai tambah untuk anda. Entah dalam menghasilkan uang atau meningkatkan performance kerja anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar